Bahas Perang Modern, Kepala Staf Koarmada III Hadiri FGD Tentang Autonomous Warfare
Kepala Staf Koarmada III Laksamana Pertama TNI Singgih Sugiarto, S.T., M.Si. mewakili Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) III Laksamana Muda TNI Hersan, S.H., M.Si., mengikuti Forum Group Discussion (FGD) dengan tema Autonomous Warfare For Revolution Maritime Operation Affair yang dilaksanakan melalui video conference di ruang rapat Puskodal Koarmada III Jl. Yos Sudarso Katapop, Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Daya, pada Rabu, (25/9/2024).

Sorong, abadi.co.id - Kepala Staf Koarmada III Laksamana Pertama TNI Singgih Sugiarto, S.T., M.Si. mewakili Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) III Laksamana Muda TNI Hersan, S.H., M.Si., mengikuti Forum Group Discussion (FGD) dengan tema Autonomous Warfare For Revolution Maritime Operation Affair yang dilaksanakan melalui video conference di ruang rapat Puskodal Koarmada III Jl. Yos Sudarso Katapop, Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Daya, pada Rabu, (25/9/2024).
Forum Group Discussion (FGD) juga diikuti oleh Kapoksahli Koarmada III Laksamana Pertama TNI Ridwan Prawira, S.T., M.Han.,dan Para PJU Koarmada III.
Kegiatan FGD dilaksanakan terpusat di Auditorium Denma Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur dihadiri Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhmmad Ali dan diikuti seluruh jajaran TNI AL.
BACA JUGA: Misi Kartika Jala Krida 2024, KRI Bima Suci Menuju Vladivostok Rusia
“Munculnya konsep perang otonom yang mengacu pada penggunaan teknologi modern, seperti teknologi kapal atau pesawat tanpa awak dan artificial intelligence dapat mempercepat reaksi terhadap ancaman, meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi resiko bagi personel,” ucap Kasal.
Lebih lanjut Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali menambahkan, penerapan autonomous warfare tersebut dapat juga menimbulkan berbagai tantangan, termasuk dari aspek sosial, hukum, politik dan strategi militer. Hal tersebut tentunya membutuhkan pembahasan mendalam terutama mengenai dampak dan potensi revolusi yang ditimbulkan dari perang otonom dalam peperangan maritim.
Kasal memaparkan, letak geografis Indonesia yang strategis rentan terhadap berbagai gangguan maritim, potensi pecahnya perang di Laut Cina Selatan maupun ancaman gangguan maritim keamanan di wilayah perairan Indonesia menunjukan kompleksitas tantangan yang dihadapi TNI AL serta menuntut strategi penangkalan dan penindakan yang efektif dan efisien.
"Selain itu perkembangan teknologi yang pesat mendorong perubahan strategi peperangan, salah satu contoh adalah munculnya Autonomous Warfare atau perang otonomi yang mengacu penggunaan teknologi modern seperti penggunaan kapal atau pesawat tanpa awak dan artificial intelligence," ujarnya.
"Penerapan Autonomous Warfare dapat menimbulkan tantangan dari segi sosial,hukum,politik maupun strategi militer. Hal ini perlu pembahasan mendalam terutama dampak yang ditimbulkan dari perang otonomi dalam peperangan Maritim. FGD diharapkan dapat memberi wawasan mengenai perkembangan teknologi otonomi saat ini, pengaruhnya terhadap peperangan serta dampak terhadap kehidupan umat manusia," pungkas Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali.
Nara sumber pada acara tersebut antara lain Asisten Khusus Menhan RI Bidang Matra Laut, Laksdya TNI (Purn) Dr. Didit Hardiawan M.P.A., M.B.A.; Wakil Kepala BRIN Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, M.Sc.,DESD.,ASEAN Eng.; Pakar AI, Ir. Ridwan Prasetyarto dengan moderator Brigita Manohara.
Tampak hadir pada acara FGD secara tatap muka Pangkoarmada RI Laksdya TNI Denih Hendrata, Ka Bakamla RI Laksdya TNI Irvansyah, Para Pejabat Utama Mabesal, Para Mahasiswa dari beberapa Universitas di Jakarta dan para tamu undangan lainnya.